Manusia Plankton



“Dahulu kala, di negeri antah berantah hiduplah seorang kembar cewek-cowok yang aneh dan ajaib, yang cewek sukanya dandan seharian, pokoknya dimana ada dia disitu ada cermin, *tapi dia bukan penjual cermin yah* seluruh aspek dalam dirinya harus mirip artis hollywood, mukanya dipermak sedemikian rupa hingga mirip britney spears, tubuhnya harus sebagus katty perri dan rambutnya harus seindah Angelina jolie. Sementara yang cowoknya itu  kemayuuuuuu banget, sukanya perawatan, you know ? dia fanatik korea. pokoknya dia harus facial supaya mukanya bening, luluran tiap minggu biar dakinya pada lumer dan pake parfum seember biar waginya mampu menjangkau radius ratusan meter. Dan kembar tersebut menyukai hal yang sama yaitu FOOD, FASHION and FUN. Pokoknya mereka ikut arus trend  banget yang baru, harus ia miliki tidak boleh tidak. Mereka itu layaknya plankton yang ngikut arus, arusnya lari kemana mereka ngikut. Begitupun masalah trend mereka harus menjadi yang nomor satu untuk mendapatkannya. Suatu hari terjadi perubahan trend besar-besaran namun sayangnya keuangan mereka tak memadai. Mereka mencari jalan pintas dengan cara menjual apapun yang ada dirumah mereka agar hasrat mode mereka terpenuhi. Ibu mereka tau akan hal itu. Ibu mereka sakit dan akhirnya mereka menyesali perbuatan mereka. Dannn TAMAT. Udah gitu aja”

Ehm, itu Cuma intermezzo yang gak penting, gak usah dihiraukan gak bakalan ada hubungannya dengan tulisanku ini . Mm kali ini aku akan kasih bayangan sedikit saja tentang manusia plankton. Pernahkah kalian dengar kata plankton? Pernah tidaak? Pernah gaakk? *eh maksa* ^^V. Ok mungkin yang kartun maniak kenal planktonnya lewat spongebob Squarepants yang digabarkan sebagai makhluk kecil berwarna hijau yang sering mencuri krabby patty dan akhirnya diinjak-injak oleh Mr.Krab hahaha…

Tapi dalam biologi plankton diartikan sebagai organisme yang melayang-layang di air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga pergerakan organisme mengikuti arus. Selain itu kemampuan berenang organisme planktonik sangat lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air. Namun Plankton adalah suatu organisme yang terpenting dalam ekosistem laut. Fitoplankton merupakan produsen yang mensuplai makanan bagi konsumen primer seperti zooplankton dan zooplanton menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan dan berbagai onsumen sekunder di ekosistem perairan.

Nah itu sepintas dari plankton yang ditinjau dari sisi biologisnya, mohon maaf saja yah mungkin lidah kalian agak kelipat dikit dalam menyebutkan satu-satu istilahnya. Ok, bagaimana dengan manusia plankton? Mm jangan salah paham dulu yah, aku gak bermaksud menjadikan manusia seperti plankton yang melayang-layang diperairan bukaan,, bukan itu.

Manusia plankton yang khendak saya gambarkan disini adalah manusia yang hidupnya gak tentu arah, manusia yang hanya mengikuti arus yang ada, kemana arusnya mengalir disitu pula ia berjalan. Bagaimana pendapat anda mengenai manusia seperti ini? Baikkah atau malah jelek?. Itu terserah pendapat kalian saja. Tapi, menurut penggambaranku kita tidak bisa menjadi manusia yang mengikuti arus dalam hal tertentu. Manusia mempunyai area yang menguasainya dan dikuasai oleh manusia.

Area yang menguasai manusia dalam hal ini, ajal jodoh, reski (Nizomul Wujud) dan yang tidak dituntukan oleh nizomul mujud tetapi kita tidak punya kendali untuk menolaknya. Misalnya, kita telah berhati-hati berjalan di jalan yang telah dipel, tapi kita tidak punya kuasa untuk melawan ketika kita tiba-tiba terjatuh. Aspek tersebut memang menguasai kita dan kita tentu saja menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.

Tetapi ada pula daerah yang mampu kita kuasai, Allah telah menurunkan khasiat terhadap sesuatu hal dimana manusia mempunyai pilihan. Nah, pilihan itulah yang seharusnya membuat kita tidak terbawa arus kayak plankton. Misalnya saja, kamu masih sedang belajar membaca dan menulis, kamu ingin dapat membaca dan menulis dengan baik. Kamu punya pilihan mau berusaha belajar atau tidak. Dalam menentukan pilihan ini selalu ada proses dimana hasil akhirnya tidak kita ketahui karena memang kita sebagai manusia terbatas dalam menentukan atau memprediksi hasil akhir. Tapi coba kita fikirkan sejenak pilihan kita. Jika kita memilih untuk belajar kemungkinan besar yang dapat kita peroleh ada 2 yaitu : Berhasil atau gagal. Sementara jika kita memilih untuk tidak belajar kemungkinan besar yang kita peroleh ada 2 yaitu : gagal dan gagal. Dan mungkin yang dapat sedikit bertentangan dari prediksi tadi adalah menangnya kemungkinan kecil yang bisa kusebut keberuntungan.

Untuk hal yang dapat kita kuasai yaitu pilihan kita sebaiknya tidak menyerahkan kepada keadaan yang ada selama kita bisa mengusahakannya. Ingat dengan istilah Life Is Choice? Hidup memang pilihan. Misalnya belajar membaca tadi jika kamu mau jadi pembaca yang baik, kamu harus berusaha. Gak keenakan, santai-santai saja, yang pada akhirnya apa? Kamu gak bakalan bisa belajar.

Plankton hidup melayang-layang di air itu bukan karena ia yang mau, tetapi ia memang dianugerahkan kemampuan berenang yang terbatas dari sang Khalik. Tapi hikmah dibalik itu semua adalah ia menjadi organisme yang terpenting dalam ekosistem perairan yang mempengaruhi organisme yang lainnya. Bayangkan saja jika fitoplankon diberi kecepatan berenang luar biasa, bagaimana dengan zooplankton untuk memenuhi energinya. Dan seterusnya akan mempengaruhi rantai makanan dan piramida makanan yang bisa saja mempengaruhi juga pada ekosistem daratan khususnya bagi pemenuhan protein manusia. Walau terbatas, ternyata fitoplankton sangat penting.

Bagaimana dengan manusia? Maukah kau disamakan dengan fitoplankton? Tidak mau kan? Makanya jangan ikut arus seenaknya. Manusia telah diberikan hidayah terbesar dari Allah SWT berupa akal. Nah itu akal digunakan untuk berfikir mempertimbangkan pilihan kita, untuk membuat inovasi terbaru yang tentu saja mendorong kita untuk lebih aktif berkreasi dan menciptakan sesuatu yang lebih berguna. Fitoplankton saja yang gak punya akal segitu bergunanya bagi ekosistem, kenapa manusia tidak bisa lebih berguna lagi dengan menggunakan akalnya dengan baik sehingga menciptakan pilihan yang tepat sehingga manfaat akan datang padanya?


Berusahalah layaknya Nekton “Ikan Salmon”  yang hidup melawan arus

            Berbeda dengan Plankton, ada makhluk didunia ini yang hidupnya bergerak aktif di air. Namanya nekton, Nekton adalah organisme-organisme bergerak  aktif yang terdapat pada perairan, baik itu air tawar maupun air laut. Karena tadi saya sudah menjelaskan tentang pentingnya kita menggunakan akal untu menentukan pilihan, agar lebih out of stream saya akan menunjukkan sebuah kisah yang sesungguhnya dalam tulisan ini, bukan intermezzo lagi 

Ada sebuah cerita dari nelayan Jepang yang mencari ikan di tengah lautan luas. Lautan tersebut cukup jauh dari daratan. Mereka menangkap ikan–ikan salmon untuk dibawa ke daratan. Orang–orang jepang tentu menginginkan ikan yang segar namun ikan salmon yang dibawa para nelayan tersebut telah mati ketika sampai di daratan sehingga tidak segar lagi. Hal ini membuat para nelayan berpikir bagaimana caranya agar ikan yang ditangkap di lautan tidak mati ketika sampai di daratan.

“Ah… Mungkin kita harus menaruh ikan-ikan hasil tangkapan di bak berisi air dalam kapal supaya ikan itu masih hidup ketika kita sampai di daratan.” Hal itu langsung dicoba, tetapi tetap saja ikan salmon tersebut mati ketika sampai di daratan akibat perjalanan yang memakan waktu yang lama ini.

“Bagaimana kalau diberi es?” Di dalam bak air tersebut diberi es, namun tetap saja ikan salmon itu mati dan tak segar lagi.

Akhirnya muncullah sebuah ide yang tidak masuk akal dari salah seorang nelayan. Nelayan itu memasukkan anak ikan hiu kecil ke dalam bak air yang berisi ikan-ikan salmon hasil tangkapan mereka. Hasilnya sangat mengejutkan! Ternyata ikan-ikan salmon itu tetap hidup setelah melalui perjalanan panjang menuju daratan.

Apa yang sebenarnya membuat ikan-ikan salmon itu bertahan hidup? Ternyata di dalam bak itu ikan-ikan salmon tersebut dikejar–kejar oleh si anak ikan hiu. Mereka terus dikejar-kejar tanpa henti. Ikan-ikan salmon itu berenang dengan gesit menghindar dari anak ikan hiu tersebut untuk bertahan hidup. Mereka berenang sekuat tenaga berjuang untuk mempertahankan hidup mereka sampai akhirnya di daratan mereka masih bisa bertahan hidup.

            Kisah ikan salmon tersebut memberikan spirit kehidupan bagi kita. Bahwa kita terkadang mempunyai tekanan agak dapat bertahan hidup, kita perlu memiliki pendorong yang kuat, yang membuat kita menyadari bahwa hidup kita sangat berarti jika diperoleh dengan tantangan yang besar.

            Coba kita fikirkan air atau es batu yang disediakan nelayan dengan maksud membuat kondisi senyaman mungkin bagi ikan salmon untuk hidup layaknya di lautan tidak membuat mereka bertahan hidup. Sebaliknya, ketika dalam bak air dimasukkan seekor anak ikan hiu yang di habitatnya adalah predator bagi ikan salmon ternyata malah memaksa ikan salmon terus berenang selama perjalanan sampai nelayan sampai di daratan. Apa jadinya jika tak ada hiu? Ikan salmon akan mati dengan biasa-biasa saja. Sudah mati, biasa pula :D. Salmon memberi kita pelajaran bahwa Salmon merupakan jenis ikan yang sanggup melawan arus air, naik ke atas, rela luka-luka, dan mengambil resiko dimakan beruang/pemangsa lain untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu bertelur di hulu sungai. Bahwa hidup yang luar biasa diperlukan tekanan, pergerakan agar ia nampak luar biasa. Jika hidupmu tanpa tantangan apalah arti hidupmu jika engkau akan mati dan matimu itu biasa-biasa saja? Kan gak asik.

Ini hanya tulisan mengenai pentingnya kita bergerak, menggunakan akal, menentukan pilihan dan menyerahkan hasilnya pada sang Ilahi (Sarah Al-Mustanirah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar