PBUM

Akhir-akhir ini banyak hal yang terjadi di kampus dan erat kaitannya dengan lembaga Mahasiswa. Skorsing aktifis lembaga mahasiswa disalah satu fakultas, demo menolak PNTBH hingga hingar bingar kegiatan pengukuhan anggota mahasiswa yang lebih dikenal dengan kata Inaugurasi. Aneh memang, disatu sisi mahasiswa terlihat sangat ‘peduli’ pada nasib kampus akibat adanya kebijakan kapitalisme dalam dunia pendidikan, di sisi kedua mahasiwa seakan angat memprihatinkan akibat adanya skorsing yang diberikan oleh pihak universitas dan di sisi lain terlihat bahwa mereka juga sibuk menyiapkan kegiatan hura-hura yang sebenarnya maksud dan tujuannya perlu dipertanyakan keterkaitannya dengan tujuan pengaderan lembaga mahasiswa itu sendiri.Melihat fenomena tersebut tentu timbul dalam benak kita pertannyaan besar seperti apa tujuan lembaga mahasiswa tersebut? dan masihkah lembaga mahasiswa sekarang ini menjadi lembaga yang menjalankan peran idealnya?

Lembaga mahasiswa pada hakikatnya adalah wadah berkumpulnya para mahasiswa dalam merumuskan dan mengkreasikan gagasan perubahan. Peran lembaga mahasiswa tidak jauh beda dengan peran pemuda dalam aktualisasi yang ideal sebagaimana fungsinya agent of change, social control dan iron stock ia hanya sebagai pembuka jalan, corong perubahan, penyeru revolusi, pengawas kinerja pemerintahan dengan idealisme tinggi. Hanya saja apakah peran-peran terjalankan seiring dengan perjalanan siklus pengaderannya yang terjadi setiap tahunnya? Ini adalah pertanyaan yang sering membuat kita bingung. 

Pada awal diterimanya mahasiswa oleh lembaga mahasiswa kita tidak bisa memungkiri bahwa lembaga tersebut memberikan propaganda agar terjadi regenerasi dalam lembaganya atau dengan kata lain agar lembaga tersebut tetap ada. Propaganda-propaganda yang sering dimunculkan tidak jauh dari keadaan “menyedihkannya” kampus tempat mahasiswa baru kelak akan mengenyam pendidikan. Mereka diberikan propaganda bahwa tidak ada yang bisa dibanggakan menjadi mahasiswa sebab keadaan antara hubungan mahasiswa dan birokrat kadang kurang harmonis. Propaganda juga takjarang menampilkan foto-foto keadaan kampus dan pengalaman oleh aktivis yang kurang beruntung dalam berlembaga.

Memang tidak salah, sebab propaganda tersebut memang nyatanya memberikan semangat mahasiswa baru yang tak tahu apa-apa untuk segera bergerak. Hanya saja, ketika memasuki prosesi pengaderan dan penanaman nilai seringkali jauh dari perwujudan peran lembaga ideal. Sejatinya tak jarang lembaga mahasiswa kini menanamkan nilai yang cenderung melahirkan karakter mahasiswa yang katanya intelektual namun keberpihakan pada masyarakat bias, aktivis sering turun kejalan untuk melawan kebijakan namun tanpa sadar ia menjadi penindas bagi penghuni baru yang ingin memasuki lembaganya sehingga sifat feodal sejatinya melekat pada diri mereka dan lebih lucunya lagi nampak petinggi lembaga yang mengatakan bahwa tujuan dari pengaderan adalah memanusiakan manusia. Pernyataan sangat lucu, sebab tak ada satupun pergerakan tersebut yang peduli tentang segala asppek yang ada pada diri manusia. Pergerakan mereka hanya peduli agar lembaganya tetap ada itu saja.

Lalu bagaimanakah lembaga mahasiswa yang ideal? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mengingat kembali tentang peran dari mahasiswa yang kebanyakan disandang oleh para pemuda yaitu yakni pembuka jalan, corong perubahan, penyeru revolusi, pengawas kinerja pemerintahan dengan idealisme tinggi. Dari peran tersebut mengarahkan bahwa lembaga mahasiswa seharusnya dapat menjadi pembuka jalan atau dalam hal ini sang pioner layaknya lumut kerak yang menyebabkan tanah tandus menjadi lembab, lembaga mahasiswa sejatinya menyiapkan wadah untuk berfikir tentang perubahan yang sejati yang tentu saja berhubungan dengan keperntingan umat dan masyarakat. Bukan menyelenggarakan kegiatan hura-hura dari pagi hingga larut malam lalu ketika perut mereka terdesak baru mereka bergerak untuk masyarakat. Selain itu meraeka perlu menyadari hal yaitu bagaimana membangun pola sikap dan pola fikir yang seimbang, menjadi wadah yang saling menyadarkan bahwa mereka memiliki tanggung jawab dan peran yang penting serta menyadari bahwa mereka adalah manusia yang tidak asal diciptakan tapi juga memiliki tujuan hidup serta memahami dengan baik bahwa ia memiliki pemikiran mendasar tentang dirinya kehidupannya dan alam sekitarnya yang akan dipertanggungjawabkan, sehingga hal seperti itu dapat menjadikan lembaganya lebih dekat dengan pencipta-Nya.
in-n~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Hujan

Padi-padi menguning hilang seketika dari hamparan pemandangan hari-hariku dikala pagi, sama dengan rawa-rawa yang penuh berisi ikan-ikan tawar yang selalu mengundangku memancingnya, begitupun dengan teratai yang turut mewarnai kaki bukit, mekarnya selalu menarikku untuk berlama-lama menghirup semerbak aroma ketenangan yang ia tebarkan. Mereka semua tertimbun dalam tanah-tanah yang dibawa oleh orang berduit itu, kerasnya cengkraman kuku-kuku kapitalisme memang kejam, ia bahkan tidak memiliki perasaan pada anak-anak seperti kami yang masih ingin bermain dalam miniatur desa yang masih asri. Bahkan mereka tidak pernah berfikir bagaimana lelahnya kami meninggikan rumah agar tidak tersentuh banjir.

Hujan, hujan kembali menyapa dengan tetesan airnya. Di tanah mengalir doa namun tak sedikit tercemari oleh umpatan-umpatan orang yang tak paham bahwa hujan itu rahmat. Apapun itu, alirnya akan berevaporasi menembus langit ketujuh hingga terdengar oleh penghuni langit. Jadi jangan sembangan mengeluh ketika berkah itu diturunkan. Seperti keluhan bahwa hujan sama dengan banjir. Bukan salah hujannya, salah sistem yang tidak mengatur aliran air hingga menciptakan genangan mengendapkan lumpur atau mungkin lebih spesifiknya salah manusia sendiri, menimbun seenaknya dan buang sampa sembarangan semau-maunya. 

Bagaimanapun, hujan adalah karunia walau hadirnya membawa sahabatnya bernama dingin, sensasinya menembus sampai ketulang-tulang. Namun tak jarang ia juga mengajak kawannya yang bernama rindu dan kenangan. Ada banyak rindu yang ia bawa ketika ia bertamu ke wilayahku. Pernah suatu ketika, hujan tak berhenti mengadirkan tetesan air yang begitu tajam. Datangnya diiringi padamnya lampu berhari-hari. Namun apakah itu menyiksaku? Tidak, karenanya aku mendapatkan kehangatan dari seorang malaikat yang Tuhan karuniakan kepadaku, kehangatan pelukan, merasa amannya karena perlindungan dan ketenangan. Semua itu adalah kenangan yang kini tak lagi kudapatkan. Tinggal kedinginan dan rindu yang tersisa. Hei! Aku tidak akan membicarakan ini lagi, aku hanya ingin menangis jika mengingatnya, namun biarkanlah tangis ini diselipkan doa dalamnya agar ia tersenyum di alam sana.

Hujan kembali menebarkan aroma basahnya, bercampur dengan pucuk-pucuk dedaunan hijau yang wangi. Aku suka aroma itu antara magrib dan isya. Lagi-lagi hujan bukan hanya membawa kawannya yang bernama kelembapan, ia juga mengajak air mata mengiringinya. Ada saja lagu-lagu hujan. Namun kali ini hujan berjatuhan begitu lembut, namun begitu hadirnya tidak perlu kusambut dengan berlebihan, karena hadirnya kadang tidak cocok untukku. Karena sekarang aku sakit.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Lily Putih

Berjalan setapak demi setapak pada gelapnya malam
Mengubur derita pada hujan yang kelam
Kelopak demi kelopak berhamburan menghilang
Hanya diam sembari mengulang petang

Digenggamnya jemari sambil berlari
Dihiasi cahaya kunang-kunang yang menari
Memetik sebuah ungkapan suci yang sejati
Pada setangkai lili putih yang semakin mewangi

Malam itu ku genggam lili seputih salju
Ku berikan padamu karena engkau mau
Ibu, jika waktu tidak segera berlalu
Maka saat itu kenangan kita akan membeku 

Lili putih ungkapan cinta sejati
Yang kukira takkan memberi goresan di hati
Kini kupahami bahwa lawan cinta bukanlah benci
Melainkan hilang karena ditinggal pergi

Biarlah duka menjadi kenangan
Pada hati yang merasa kehilangan
Dan kelopak rindu biarkan ia bermekaran
Sebab akan ada pertemuan di keabadian

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

KUMBANG DAN KEMBANG

Dunia takkan bisa mengerti
Betapa peliknya kisah ini
Saat kedua ini meniti janji
Malah terpisahkan oleh mati

Lihatlah  kembang terkuncup malu
Ditengok pula kumbang yang ragu
Sekedar menatap lucu nan lugu
Berharap mawar mekar ia menanti selalu

hari itu tiba jua
Ketika kembang menyeruak memamerkan warna
Dan lihatlah kumbang terpenganga
Menatap taman dengan sejuta pesona

Dan demi kembang penghias taman
Dekapnya kumbang penuh rayuan
Na’as kembang terbuai harapan
Tak sadar kumbanglah yang mematikan

Duhai kasian sekali kumbang ini
Didapatinya kekasih hati yang telah mati
Mati oleh tingkahnya sendiri
Dan bodoh menanti kembang lain yang ingin mekar lagi
(Sarah-Al-Mustanirah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Rasa dan Asa

Ku terjemahkan sebait rasa
Dalam bingkai sekalimat asa
Jika kau tak juga merasa
Harapku kau baca esok lusa

Dan bagaimana kau tak bisa menerjemahkan
Setitik rasa ketika kita berpapasan
Ah tidak, kau sulit paham yang tak terucapkan
Maka tentang rasa ini, haruskah kau kujelaskan

Ku takut jika rasa berubah menjadi harap
Namun pemahamanmu belum juga hinggap
Jika masih saja begitu hingga terlelap
Aku takut, aku takut kecewa jika tak kunjung dihadap

Ini bukan perkara cinta
yang hanya menyesakkan dada
ini hanya sekedar rasa yang sulit terlupa
dan juga tentang harap yang susah ku buka
(Sarah-Al-Mustanirah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Rindu

kau tau apa arti rindu?
bagiku rindu adalah sebuah bunga yang mekar
berasal dari semaian bibit cinta dan kasih sayang
tumbuh di lahan perpisahan
kau tahu, semakin lama jarak dan waktu memisahkan semakin rindu itu tumbuh, tumbuh dan tumbuh,
jadi, jangan kau berikan Hujan 'air mata' padanya,
yang membuat pucuknya semakin bercabang, semakin membesar
atau malah melayukan akibat terlalu banyak air mata padanya
biarkan saja rindu itu mekar, mewangi dan indah
tak perlu kau berikan air mata padanya
(Sarah-Al-Mustanirah)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments