UNTUK IBU

SURAT UNTUK IBU

Ibu,
Aku sangat merindukanmu.


Ibu,aku ingin membelah langit.Airmataku telah berubah menjadi darah.Darah hitam kepiluan di tengah keterasingan.
Ibu,andaikan aku hanya air yang mengalir,aku hanya akan mengalir meskipun mengairi mata-mata yang bersedih atau berdiam ditelaga sunyi,telaga yang takpernah mengenal kegundahan.

Ibu,maafkan aku, hari ini aku bagaikan bangkai yang berjalan dilorong-lorong kota.Aku takmampu meraih bulan dengan tanganku.Aku takberarti seperti mereka.Aku tahu kau mendambakanku,enkau bagaikan seorang tua renta yang menanam bunga di hatimu berharab mawar-mawar itu mekar dimusim semi.aku takut enkau telah menanam mawar hitam.

Ibu,
Aku teringat perkataan ayah kepadaku,”penyesalan itu tetap di penghabisan”.hari ini hampir kutemukan.Aku telah hilang dalam belantara maksiat tenggelam dalam kesombonganku.Aku takberarti lagi…

Ibu,ketika kau menatapku dengan matamu yang menyejukkankanku, hari yang berarti dalam hidupku aku takkan pernah lupa dengan hari-hari.itu.
ya,sangat indah…..
Hari-hari yang teramat indah dalam hidupku..
Ibu,apakah enkau masih ingat ketika aku kecil,aku merengek kepangkuanmu hanya karna minta di belikan permen?.aku sangat merindukan masa-masa itu,masa yang takkan pernah kuraih lagi.
Ibuku sayang, aku rindu pelukan hangatmu…

Ibu,
Aku tahu kepergianku teramat pahit bagimu,aku melihat mendung dihatimu lebih gelap dari mendung disudut langit.Hari itu bumi terasa sempit bagimu, takkan pernah ada bulan purnama dimalam hari, mentari tak lagi terbit dari celah-celah gunung,embun pagi bagimu tak sesejuk dulu lagi…
Ibu,kabut-kabut kota menyesakkan dadaku,aku rindu desakecil kita,

Hari itu aku berlalu dari pandanganmu,meninggalkan orang-orang tersayang.membawa seribu tanda tanya pada dunia.
Ibu,akulah putramu,gemuruh didadaku lebih hebat dari gelombang samudra.Bagiku lebih baik mati dan hilang lalu terlupakan atau menjadi makanan anjing-anjing di jalanan dari pada memberikan sejuta kecewa kepadamu.

Ibu,
Aku tahu pintu rumahmu selalu terbuka untukku.Hari ini aku bagaikan kabut yang tak berarti dan aku takut ketika pintu itu kau tutup rapat.pintu manalagi yang akan kudatangi ketika pintumu telah tertutup bagiku bahkan pintu langit takkan pernah terbuka lagi bagiku.Arrahman menutup pintunya Dia murka kepadaku ketika engkau telah membenciku.

Ibu
Terima kasih atas cintamu,engkau selama-lamanya takkan pernah membenciku.
Ibu
Air mata telah bercampur dengan tinta menggoreskan seribu penyesalan dan kesalahan menyia-nyaikan amanahmu yang tak akan pernah terampuni jika kesalahanku dihukumi dengan perasaan seorang wanita renta yang menungguku dengan secercah pengharapan akan tetapi enkau menghukumiku dengan hukum Allah dan Rasulnya,engkau tak pernah mau mengangkat keluhanmu kelangit.karna kau mencintai ku.kau mengiinginkan taubatku kepada Rabbul ‘alamin.
Ibu,Arrahman tidak akan menyayangiku lagi jika keluhanmu telah didengar oleh penduduk langit..

Ibu,
Hari ini aku letakkan taubat di atas ubun-ubunku,aku menyerah kepada Rabbku ‘azza wa jalla,aku menyerah,ya aku bagaikan fir’aun hanya saja aku tidak mengatakan diriku adalah penguasa semesta alam tetapi aku lebih sombong dengan maksiatku.Aku telah lupa kepada Rabbku dan lupa nasihatmu wahai ibuku sayang.
Ibu dengarkanlah suara putramu ini,maafkan aku ibu, dunia telah membutakanku…

Ibu,
Aku merasakan air mata lebih manis dari madu dan penyesalan lebih pahit dari racun.
Hari ini aku telah merasakannya.

Ibu,
Aku senantiasa mengingat nasehatmu yang penuh hikmah,ketika itu engkau menatap mataku dan membelaiku dengan lembut air matamu mengalir karna tingkahku,lalu kau mengatakan dengan lirih kepadaku,”Anakku sayang,Rabb ‘azza wajalla tidak pernah menolak pertaubatan hambanya,sesungguhnya Dia maha penerima taubat.”

Ibu aku sangat mencintaimu,
Ya Rabb,Ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku di waktu kecil..

Ibu, aku akan pulang…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar